My Blog List

Friday, August 12, 2011

CUSTOMS : NGABEN – THE BURNING OF CORPSES in Bali


Ngaben is a cremation, in particular by those who are Hindus, where Hindus are the majority religion in This temple is the Thousand Islands. In the "Panca Yadnya", the ceremony is included in "Pitra Yadnya", the ceremony devoted to ancestor spirits.

Ngaben ceremony at its core meaning is, to restore the spirit  ancestors (deceased person) to the place of origin. A Rauh said the man had Bayu, Word, Idep, and after  died Bayu, Word, Idep was restored to Brahma, Vishnu, Shiva.  Ngaben ceremony is usually conducted by family relatives relatives of the deceased, as an expression of respect of a child against his parents. In all these ceremonies are usually spend between 15 million to 20 million rupiah.This ceremony usually done with a lively, no sobs, as in Bali there is a belief that we should not mourn those who have died because it could hamper the spirit of the journey toward place.

Day of Ngaben determined by finding a good day which is usually determined by Rauh. A few days before the ceremony Implemented Ngaben families assisted by the community will make"Bade and Ox" a very stately wooden, multicolored paper and other materials. "Bade and Ox" This is where laid.

Then "Bade" rollicking carried to the ceremony Ngaben, accompanied by "gamelan", and followed by all the family and community.In front of "Bade" there is a significant length of white cloth as paving the way towards the spirit of the place of origin.In each T-junction or intersection, and "Bade" is played 3 times.Ngaben Ceremony begins with prayer rituals and spells of Ida Rauh, then "Cow" which was burned to ashes then discharged into the sea or rivers are considered sacred.




Monday, March 28, 2011

THE MASTER of ALASAN PArt. 2

       Melanjutkan dari postingan sebelumnya mengenai The Master of Alasan Part. 1:




Orang yang takut dikalahkan oleh siapa? Tentunya yang  Berani. Orang yang berani dikalahkan oleh orang yang Nekad. Orang yang nekad dikalahkan oleh orang Gila. Iyahkan orang gila itu tidak ada ukurannya. Nah ini semua tidak bisa mengalahkan siapa? Orang yang Beruntung. Tidak ada bom yang bisa melukai dia, wong dia tidak berada di kota yang sama, orang beruntung!?
          Kalau begitu, yuk berani!? Kita tidak ada persiapan tapi, kalau berani kesempatan kita berhasil lebih baik. Tetapi akan lebih baik lagi kalau bersiap-siap.
         
Bagaimana strategi menghadapi atasan yang boleh dikategorikan master of alasan?
Berapa besar kemungkinan kita memperbaiki atasan yang salah? KECIL, wong dia lebih kuasa kok. Nah kemudian apakah bahagia anak buah yang selalu menggerutu mengenai ketidaktegasan atasan? TIDAK. Kalau begitu, dimana atasan meninggalkan sesuatu? Dia meninggalkan sesuatu yang harusnya dibawanya, Anda yang bawa. Dimana atasan tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dia lakukan, Anda yang lakukan. Kalau atasan melalaikan sesuatu karena dia ragu, Anda yang tegas melakukan. Yang untung siapa? Yang untung atasan. Yaah karena tugas kita sebagai bawahan itu mengabdi kepada atasan, jangan pernah di tawar. Atasan itu jelek, baik, pinter, tidak tegas, jujur atau pun tidak itu dipilihkan Tuhan. Nah jadi kalau begitu, “Oooh yang untung keliatannya atasan.” Tetapi dengarkan ini “Tidak ada yang melakukan kebaikan yang tidak mendapatkan hadiah dari kebaikannya.”  Jadi kelihatannya pertama kali atasannya yang naik, “No it’s a matter of time, it’s not a question of possibility” “Ini bukan pertanyaan kemungkinan, ini hanya pertanyaan kapan”  Before you become you’re own big boss”  Nanti.

Yang tidak disadari oleh the master of alasan bahwa sebetulnya semua masalah pada saat tampil pertama kali masalah itu, masalah kecil yang mudah diselesaikan sebetulnya, tetapi kita menunda toch~ yang akhirnya masalahnya membesar, membesar, membesra (ampe salah ngetik), MEMBESAR (tulisan besar!?), sampe tidak bisa diselesaikan tanpa penurunan derajat, tanpa harus hutang, minta maaf, tanpa harus jual ini, jual itu, tinggal di tempat yang tidak pantas, karena kita menunda untuk menyelesaikan masalah waktu masalah itu masih kecil dan mudah diselesaikan. Jadi kalau begitu banyak diantara kita yang sedang menabung masalah, sedang menunda, kalau inget terus, “Heeuuh... Astaghfirullah” tapi dia bilang apa, “KESALAHANKU DALAM HIDUPKU ADALAH MENUNDA, KELEMAHANKU ADALAH MENUNDA, ITU KEBURUKANKU YANG PALING PARAH, AKU TIDAK BOLEH MENERUSKAN INI, AKU HARUS SEGERA MENYELESAIKANNYA, AKU AKAN SEGERA BERTINDAK besok setelah makan siang!?”

Banyak orang yang berkata: “Lebih baik kita miskin tapi bahagia daripada kaya tidak bahagia, lebih baik miskin tapi keluarga harmonis daripada kaya anak-anaknya pada rebutan warisan. Apakah itu alasan atau hanya untuk menghibur diri sendiri?
Sebagian dari kita tidak sadar bahwa kalimat, setiap kalimat disaksikan. Di setiap kalimat itu disaksikan, kita tidak tau kalimat mana dari yang kita katakan yang menjadi do’a yang diterima Tuhan. Kalau itu karena kesombongan, mengabaikan nasihat baik lalu dia mengatakan “Lebih baik aku miskin tapi bahagia” Tuhan turuti. Dijadikan apa? Miskin, tapi untungnya bahagia. Tuhan itu tidak terbatas Kekuasaan-Nya, mengapa kita membatasi dari yang kita minta? Mulai dari sekarang jangan pura-pura lagi, jangan pernah lagi mengatakan, “lebih baik aku miskin, tapi...” JANGAN! Nanti malaikat bilang “Amin” gitu~. Katakan “Tuhan-ku aku tau itu nasihat umum, tapi aku ingin KAYA dan BAHAGIA”

Master of Alasan ini ahli membuat alasan, mendesain alasan untuk tidak adanya tindakan padahal tindakan itu mempercepat pengetahuan kita mengenai salah atau benar, tepat atau meleset. Secepatnya kita tau kita salah, secepat itu kita bisa memperbaiki.
Penundaan itu mengurangi usia/umur. Logikanya, orang yang panjang umur itu, umurnya berapa? Katakan saja 93th.
Ok...: Selama -> 17th dipake bolos sekolah -> 23 th pacaran ga jelas dimana, kawin lari sampai -> 33th. Menghindari bekerja sampai -> 43th kemudian -> 55th dia pensiun... Terus mendadak insyaf sampai -> 93 th. Berarti kalau begitu umurnya berapa?  55thn -> 93thn ini dia hidup sepenuhnya, itu dia disebut orang. Nah, apakah orang ini disebut panjang umur? TIDAK...

Contoh seorang lagi: Dari lahir sampaaaaiiii -->  37th, dia menulis banyak naskah, merekam banyak ceramahnya sendiri, dia banyak menemukan alat-alat bagi kebaikan masyarakat, dia menyusun rencana-rencana termasuk undang-undang, lalu dia di panggil Tuhan (Di Usia 37thn). Kenapa? Karena orang-orang hebat itu rumahnya cepat selesai di surga. Orang ini panjang umur atau pendek umur? Panjaaang karena, orang-orang baik, umur jasadnya dilanjutkan oleh kebaikan yang bisa dikenang oleh orang-orang yang diuntungkannya berkaum-kaum selanjutnya.
Berarti orang-orang yang gemar menunda sebenarnya sedang memperpendek usianya. Orang-orang yang menunda menjadikan dirinya tidak berguna. Itu sebabnya penundaan sebetulnya penggelap waktu, banyak orang yang waktunya digelapkan oleh kebohongan dirinya. Kalau kehidupan ini penting, waktu muda kita tidak sadar bahwa kehidupan kita itu harus berlanjut, waktu muda kita merasa remaja itu akan terjadi sepanjang masa, tapi tau-tau seperti semua remaja, tau-tau sudah tua!? Yang tua-tua ito loh tau-tau, “Loh, aku sudah tua?” Kalau kita tau kalau masa tua itu mendadak kita rasakan, maka berhati-hatilah dengan menggunakan waktu, karena waktu adalah komponen pembentuk kehidupan. Orang-orang yang suka menunda, menyepelekan pembentukan kehidupannya. Jadi orang-orang yang mau dihormati, hormatilah waktu dalam hidup Anda. Apabila Anda ingin menjadi pribadi yang berguna bagi sesama, pastikan yang Anda lakukan dalam sedikit waktu Anda itu membuat orang lebih senang, lebih damai, lebih mudah hidupnya, lebih murah biaya hidupnya dan kesulitan-kesulitannya terselesaikan. Mudah-mudahan kita menjadi pribadi yang menyegerakan tindakan, supaya kebaikan disegerakan bagi kehidupan kita. Amin...

From :
The Master of Alasan
GOLDEN WAYS, Mario Teguh.
Minggu, 27 Maret 2011

Artikel Lainnya:

Wednesday, March 16, 2011

TEN QUESTION for LOVE and INFATUATION Part.2

5.  Bisakah kamu melihat perubahan-perubahan yang terjadi pada dunia kehidupan dan  perubahan-perubahan menuju kedewasaan dengan pasanganmu? INFATUASI adalah  ketertarikan, kekaguman, pemujaan...dan berpusat pada fisik, atau rasa yang muncul  karena reaksi kimia – chemical connection. Sementara itu, cinta selalu mendasarkan diri pada hubungan spiritual – spiritual connection. Sebuah semangat bersama untuk     saling mengerti dan berbagi tujuan. Bukan merupakan sesuatu yang penting jika
pasanganmu kehilangan sebelah kakinya, berat badannya bertambah 20kg, atau tubuhnya terbakar karena kecelakaan. Dengan cinta, kamu tertarik padanya lebih dari ketertarikan fisik. Kamu tertarik dengan jiwanya. Kamu ingin menyelam ke dalam      hatinya     sebanyak kamu ingin menyentuh dan membelainya secara fisik.

 6.  Apakah kamu merasa nyaman dengan dirimu sendiri tanpa harus meminta  persetujuan dari pasanganmu? INFATUASI sangat tergantung dengan persetujuan dan pendapat orang lain. Jika kamu mencintai orang lain sepenuhnya, kamu akan memiliki rasa aman, percaya diri, keyakinan, dan kehormatan pada dirimu sendiri. Hidup diciptakan lengkap dan cukup oleh Tuhan, dengan atau tanpa kehadiran orang yang kamu cintai. Kamu memahami bahwa kamu dan pasanganmu memiliki bakat alami yang berbeda. Kamu menerima dirimu seperti kamu menerima pasanganmu. Kamu bertanggungjawab terhadap hidupmu dan membiarkan pasanganmu tumbuh dan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Kamu merasa “lengkap” tanpa kehadiran pasanganmu.

7.  Apakah kamu mampu memberi seperti yang kamu terima? Cinta membuatmu menjadi mudah memberi kepada orang lain sepenuh hati dan merasa puas tanpa merasa harus menerima kembali. Sebuah relasi lebih sekadar apa yang kamu keluarkan. Pemberian dan penerimaan adalah sebuah hal yang harus dibagi.INFATUASI adalah keinginan dan kebutuhan. Sedangkan CINTA adalah merasa berlimpah dan merasa cukup. Jika kita merasa cukup, maka kita akan mudah memberi. Kita akan memberi meski sedang dalam keadaan menerima, dengan cara memanfaatkan apa yang orang berikan kepada kita. Ini adalah bentuk yang paling kuat dari pemberian ketika memanfaatkan dan memberi arti terhadap pemberian orang lain.  

8. Apakah kamu memiliki kehidupan sendiri? Dengan cinta, kamu tidak hidup untuk orang lain sepenuhnya. Kamu harus memilih arah dan tujuan hidupmu sendiri. Kamu tidak merasa takut untuk memiliki “ranah pribadi” atau memberi “ruang” kepada orang yang kamu cintai. Hubungan lain, kegiatan-kegiatan dan kepentingan -kepentinganmu terus berlanjut sesuai kepentinganmu. Kamu melihat kebaikan yang ada pada semua orang, bukan hanya pada pasanganmu. Waktu dan ruang tidak memisahkan kalian. Sangat penting untuk merasa cukup ketika kamu sedang dalam rasa cinta karena kamu akan selalu merasakan kehadiran pasanganmu. Dan, kamu tidak bisa berbohong dengan kenyataan itu.  

9. Bagaimana perasaanmu jika cintamu tidak terbalas? Bisakah kamu cukup mencintai orang lain dengan menghormati pilihannya? Meski itu berarti mengeluarkanmu dari pilihannya? Cinta sejati tidak memerlukan apa pun untuk hidup. Cinta tidak tergantung untuk menjadi dicintai. Dengan cinta sejati, kamu fokus kepada relasi “saat ini” daripada bentuk relasi masa depan atau apa pun hasilnya. Tidak penting apakah cintamu tidak terbalas, tapi itu tak harus membuatmu berhenti mencintai.
(tapi jika itu selalu membuatmu pilu, menjadikan dirimu hancur, merusak
kehidupanmu, mengapa tidak menjalin hubungan yang baru dengan jatuh cinta  lagi?! Infatuasi adalah sikap berlebihan yang pada akhirnya hanya akan menyakiti diri sendiri)  

10. Apakah rasa cintamu tetap kuat? Jika benar sebuah cinta, sebuah hubungan cinta bukan hanya kegembiraan dan kebahagiaan. Kamu bisa menangis bersama, menderita bersama, dan marah bersama. Tetapi, apa pun yang kamu alami, cinta akan tetap selalu ada. Cinta selalu abadi. INFATUASI akan berubah menjadi cinta sejati atau mati.  

Cinta sejati tak akan memaksa sebuah relasi untuk tumbuh. Cinta sejati menghormati proses alamiah.


J.A.Y SS
BNW Readers Lover

Artikel Lainnya:

Monday, March 7, 2011

SummerSound Kokoro no Tamago MV

SUFFERING LOVE, MAKING HAPPINESS?! Part. 2


Kita awali dengan beberapa pertanyaan yang menyangkut pembahasan kita kali ini dan sebelumnya:

1.     Siapa diantara Anda yang pernah merasakan sakitnya cinta?
2.    Apakah Cinta itu Buta?
3.    Bagaimana cara mengelola hati agar tidak terjebak di dalam bayang-bayang penderitaan cinta di masa lalu?
4.    Rahasia pengobatan Derita Cinta!/obat patah hati?
5.    Apakah cinta tak selamanya harus memiliki?
6.    Bagaimana caranya agar bisa mendapatkan cinta seutuhnya, agar kita bisa menemukan cinta yang membahagiakan walaupun deritanya ada tetapi deritanya adalah derita yang membahagiakan?



Memang Cinta yang Sempurna itu tidak ada, tetapi menjadi pribadi yang berupaya menyempurnakan kecintaan kita kepada pasangan hidup kita itu bisa di buat. Kadang-kadang kita melihat kesenangan sementara itu mengalahkan keindahan yang ada dalam pernikahan.

Wanita yang baik untuk pria yang baik dan pria yang baik itu untuk wanita yang baik, merupakan yang mendasari mengenai kepantasan. Sehingga apabila kita sedang terluka hati kita dalam suatu hubungan, yang diperbaiki bukan dia!? Kebanyakan dari kita memarahi orang, “Kamu harus gini... gitu!?” Tidak, kalau kita lihat kepantasan, perbaiki diri supaya Tuhan yang memperbaiki pasangan hidup kita atau pacar kita. Nah, mengapa demikian menyakitkan kalau di tolak? Karena cinta itu adalah Penyerahan Total. Penyerahan total ini demikian merendahkan seseorang sebetulnya sehingga apabila di tolak sebagaimana telah disampaikan tadi, tidak ada tempat turun. Kalau kita sudah menyerahkan total, pastikan bahwa yang kita serahkan total itu ke orang yang pantas untuk menerima penyerahan itu.
Orang yang jatuh cinta lalu di tolak, apa perasaannya? Sakit Hati. Kita menikah, kita setia, tulus, jujur kepada pasangan hidup lalu dia selingkuh. Yang sakit hati siapa? Kita!? Harusnyakan dia!? Kalau begitu di dalam mencintai kalau dikhianati yang paling penting membangun kualitas hidup itu yang dikhianati. Cinta itu tentang Kita, bukan tentang orang lain. Maka jadilah pribadi yang berlaku dengan sebaik-baiknya sikap bahkan dalam seburuk-buruknya pengkhianatan.

Kalau cinta itu berarti bukan tentang mereka tetapi tentang saya, bahwa tanggungjawabku adalah membawa kehidupan yang damai, sejahtera dan berbahagia. Dan tugasku memantaskan diri sebaik-baiknya pasangan, apabila Aku jatuh cinta, Aku harus tau bahwa Aku akan tetap harus jatuh cinta karena nanti Aku akan menikah dengan orang yang Aku cintai, sehingga obat dari patah hati karena cinta adalah Jatuh Cinta lagi. Tidak ada obat yang lebih manjur bagi orang yang sedang patah hati kecuali dengan Jatuh Cinta lagi, karena kita akan tetap harus jatuh cinta sampai kita menemukan satu pribadi yang menjadi tambatan harapan masa depan kita. So, Fall in Love.. Be Free...
KASIH SAYANG DAN CINTA ITU RAHMAT, NIKMATILAH. Kalau Anda jatuh cinta, lalu dikhianati terus patah hati, siapkan diri Anda bagi cinta berikutnya yang lebih baik. Yakinilah bahwa belahan jiwa Anda yang indah dan mengindahkan kehidupan Anda itu sudah dilahirkan, hanya kita belum temui.

LOVE IS NOT ABOUT THEM. IT IS ABOUT ME
AND TODAY I WILL GIVE LOVE A GOOD NAME

From :
Derita Cinta
GOLDEN WAYS, Mario Teguh.
Minggu, 06 Maret 2011

Artikel Lainnya:

Wednesday, March 2, 2011

IU (Lee Ji Eun) - Profile The Heroes


        
      YAHOO~ Apa kabar para pembaca BNW blog semua?!Semoga dalam keadaan baik-baik saja yaw. Huyoo~ sudah lama saya tidak menulis lagi karena disibukkan dengan berbagai pekerjaan. Tapi karena kangen ga nulis dan membahas sesuatu di blog ini Jay sekarang maw ngebahas seorang penyanyi wanita asal korea yang paling Jay sukai dan favoritkan (mungkin Anda sekalian pun menyukainya). Cewe berusia 17th yang suaranya (selalu membuat saya merinding setiap mendengarnya) sangat indah dan menyejukkan hati, juga pandai bermain gitar yang tak lain dan tak bukan Cewe Lucu nan Imut ini sangat dikenal dengan nama IU. Cewe lucu yang mulai debut di bulan September 2008 yang lalu dengan mengeluarkan mini album berjudul, Lost and Found ini lahir pada tanggal 16 Mei 1993, bergolongan darah A dan telah mendapatkan penghargaan Ministry of Culture, Sports and Tourism: Power Rookie Award  pada tahun 2008 dan 17th Republic of Korea Entertainment Arts Awards Ceremony: New Generation Singer Award pada tahun 2010 yang lalu. Udah mah lucu, cantik, suaranya indah... hmm emang pantas dia dapat banyak penghargaan (masih muda lagi)... Teruslah berkembang dan berprestasi yaah IU. Do’aku menyertaimu~
Bwahaha~ >.<

  Laaah~ gambar di samping itu dalam acara variety show SBS Heroes. Nah disitu IU, In Na dan Hong Cul ditinggalin ama Populer team yang terdiri dari Nicole (KARA), Ji Yeon (T-ARA), In Young, Bong Shun... Dalam keadaan yang sedang susah dan kritis (karena tidak membawa uang maka Hong Chul (MC) mendapatkan sebuah ilham (ide), karena disana ada IU yang lagi populer-populernya dan kebetulan disana ada banyak anak sekolahan (yang tentunya kenal, bahkan nge-fans sama IU) secara spontan dia melakukan lelang dadakan di halte bus, dan barang yang di lelang adalah Kipas yang dibawa IU. Sebelumnya IU disuruh menyanyikan lagu Nagging. Pelelangan dimenangkan oleh seorang pelajar yang gigih meminjam uang temannya. Dalam pelelangan ini mereka mendapatkan 35.500 won, tetapi karena kegigihan dan si pelajar ini emang nge-fans ama IU, Hong Chul mengembalikan 5000 won kepada si pelajar itu.

            IU merasa minder ama hidungnya yang imut (pesek), dan katanya ia cemburu sama Ji Yeon yang memiliki hidung yang lebih bagus darinya. (Tapi, kamu tetep imut kok dengan idung begitu... Syukuri saja yaw IU >.<)
Bwahaha~ disini yang bikin Jay ngakak ngeliat salah tingkahnya IU saat menelpon dan bertemu TaeYang (karena IU ini fans beratnya TaeYang louw~)
   Dalam kesempatan inilah IU bisa sepanggung ama Tae Yang... Lihatlah betapa gugupnya dia di belakang panggung dan yang lebih konyolnya lagi, sesudah berhasil mencium (pipinya) Taeyang selagi melangkah ke backstage dia salah tingkah lagi dan terlihat oleh para penonton yang akhirnya pada ngakak juga...

JAY SS 

Tuesday, January 11, 2011

KEHIDUPAN : JALAN YANG BERCABANG

Hidup adalah sebuah pilihan. Setiap orang di dalam kehidupannya harus memilih dan memutuskan akan seperti apa kehidupannya nanti. Karena tidak memilih pun itu merupakan sebuah keputusan. Di dalam perjalanan hidup akan muncul berbagai pilihan dan juga berbagai kemungkinan, oleh karena itu ada yang menyebutkan bahwa hidup itu tidak bisa diprediksikan secara tepat. Seperti teori 50% kemungkinan munculnya muka koin yang dilemparkan. Apa itu berarti kita tahu apa yang akan terjadi di masa depan? Secara statistik teori di atas benar. Tetapi kita tidak bisa menentukan masa depan.

Bayangkanlah saat ini Anda sedang berada di dalam sebuah perjalanan di hutan. Saat Anda sedang menikmati perjalanan Anda di hutan tersebut, dihadapan Anda terlihat dua cabang jalan. Jalan ke kanan nampaknya jalan yang sudah sering dilalui banyak orang karena terlihat dari rumput-rumput yang sudah banyak yang terinjak dan terpotong oleh orang-orang yang melaluinya. Sedangkan jalan ke kiri rumput-rumputnya tinggi-tinggi sehingga jalan setapaknya pun hampir tertutup semua karena jarang ada orang yang melewati jalan tersebut. Disinilah Anda dituntut untuk memilih dan memutuskan jalan mana yang akan Anda lalui, setiap jalan yang akan Anda lewati ini akan dihadapkan pada berbagai kondisi dan situasi. Rintangan dan tantangannya pun berbeda, dan tentunya pemandangan, situasi dan kondisi perjalanannya pun akan berbeda. Berbagai kemungkinan akan muncul, mungkin di salah satu jalan itu Anda akan dihadapkan pada hewan-hewan liar dan buas yang akan mengancam kehidupan Anda, mungkin juga Anda akan melihat pemandangan yang luar biasa indah dan jarang ada orang yang bisa melihatnya, mungkin juga Anda akan menemukan harta karun disana dan berbagai kemungkinan lainnya. Begitu pula dengan kehidupan yang banyak dengan pilihan-pilihan yang harus dengan segera Anda putuskan yang manakah yang akan Anda pilih. Apakah Anda akan memilih jalan yang sama dan sudah dilalui banyak orang? Ataukah Anda akan memilih jalan yang jarang dilalui orang dan penuh misteri beserta konsekuensi yang akan Anda hadapi? Manakah yang akan Anda putuskan dan fokuskan?
Setiap orang memilih satu dari dua cabang jalan dalam hidupnya – tua atau muda, kaya atau miskin, pria atau wanita sama saja. Sebagaimana dijelaskan dalam buku the 8th habit, yang ditulis oleh Stephen R Covey, salah satu cabang adalah jalan yang lapang dan banyak dilalui banyak orang, yaitu ke arah mediokritas, suatu keadaan serba tanggung, setengah-setengah, atau malah memble. Jalan satunya lagi menuju ke arah keagungan, kebesaran, atau kehebatan dan pemenuhan makna. Wilayah cakupan dari kemungkinan yang ada dalam setiap tujuan di ujung masing-masing jalan itu sama luasnya dengan perbedaan anugerah atau bakat alamiah dan kepribadian dalam keluarga manusia, tetapi perbedaan antara kedua tujuan tersebut seperti malam dan siang.
Jalan mediokritas mengekang potensi manusiawi. Jalan ke arah keagungan membebaskan dan mewujudkan potensi manusiawi. Jalan ke mediokritas adalah pendekatan kehidupan yang menggunakan prinsip-prinsip jalan pintas, serba cepat; sedangkan ke keagungan adalah suatu proses pertumbuhan bertahap dari dalam ke luar. Para penjelajah yang mengarah ke mediokritas akan hidup dengan menuruti keakuannya yang dibentuk oleh tradisi budaya, menuruti kecenderungan atau selera rendahnya, hidup dengan mentalitas kelangkaan, membanding-bandingkan, hidup dengan semangat persaingan dan merasa diri sebagai korban (victimism). Sementara itu, para penjelajah yang mengarah ke keagungan, bangkit tegak di atas berbagai pengaruh budaya yang negatif, dan memilih untuk menjadi kekuatan kreatif bagi kehidupan. Satu kata bisa menyatakan jalan ke keagungan itu, yaitu SUARA (PANGGILAN JIWA). Mereka yang berada di jalan ini menemukan suara mereka, dan mengilhami orang lain untuk menemukan suara mereka. Orang lain tidak pernah melakukannya.

                                                      TEMUKAN SUARA ANDA

Di hutan, terhampar di hadapanku dua cabang jalan.
Aku mengambil jalan yang jarang dilalui orang.
Dan itulah yang membuat segala perbedaan.
      ROBERT FROST

       J.A.Y President

Wednesday, January 5, 2011

SUCCESS STRATEGY: BUSINESS PRINCIPLES OF Conrad N Hilton

           Hilton was born on December 25, 1887 in San Antonio, New Mexico. He was the second child of eight siblings, and first boy. Hilton led the 185 hotels in the United States and 75 overseas when he died at age 91, in January 1979. Men who have this vision has carved his name in history. In 1965, the hotel business has 61 fruit Hilton hotels in 19 countries, in other words, the effort was 40,000 rooms and staff employees to reach 40,000 people. Hilton alone control 30 percent of large revenues estimated at $ 500,000 million more.

         Not possible to someone starting a business in this life without knowing which direction to its target. As far as I remember ... me included have the nature of enthusiasm. With the enthusiasm that continues to push and prayer to protect me, I can say that I liked what I've done in life. There can not, with such capital, difficult people do not live with an active, rich, and even more so, happy. If someone has the ambition that drives him, which led him confidence, and health to apply all his ability, not unlikely he will achieve success, whether in what manner.(Conrad Hilton, Hilton Hotel)

Pick people who are competent, place them in key positions and implicitly to the decisions of their hearts. (Conrad Hilton, Hilton Hotel)

Show deference to anyone who you are facing. (Conrad Hilton, Hilton Hotel)

Hmm .. great great indeed this Mr. Hilton. The struggle and hard work are also a high willingness to study can make a successful person. Hopefully this article useful and can inspire us and motivateus not to despair and continue to strive to achieve success. ^ ^

J.A.Y
Brand New World

Eight Habbits of Creative Genius

The following eight strategies encourage you to think productively, rather than
reproductively, in order to arrive at solutions to problems. "These strategies are common
to the thinking styles of creative geniuses in science, art, and industry throughout
history."

Look at problems in many different ways,
and find new perspectives that no one else has taken (or no one else has publicized!).
Leonardo da Vinci believed that, to gain knowledge about the form of a problem, you
begin by learning how to restructure it in many different ways. He felt that the first way
he looked at a problem was too biased. Often, the problem itself is reconstructed and
becomes a new one.

Visualize!
When Einstein thought through a problem, he always found it necessary to formulate his
subject in as many different ways as possible, including using diagrams. He visualized
solutions, and believed that words and numbers as such did not play a significant role in
his thinking process.

Produce!
A distinguishing characteristic of genius is productivity. Thomas Edison held 1,093
patents. He guaranteed productivity by giving himself and his assistants idea quotas. In
a study of 2,036 scientists throughout history, Dean Keith Simonton of the University of
California at Davis found that the most respected scientists produced not only great
works, but also many "bad" ones. They weren't afraid to fail, or to produce mediocre in
order to arrive at excellence.

Make novel combinations.

Combine, and recombine, ideas, images, and thoughts into different combinations no
matter how incongruent or unusual. The laws of heredity on which the modern science of
genetics is based came from the Austrian monk Grego Mendel, who combined
mathematics and biology to create a new science.

Form relationships;

make connections between dissimilar subjects. Da Vinci forced a relationship between
the sound of a bell and a stone hitting water. This enabled him to make the connection
that sound travels in waves. Samuel Morse invented relay stations for telegraphic
signals when observing relay stations for horses.
Think in opposites.



Physicist Niels Bohr believed, that if you held opposites together, then you suspend your
thought, and your mind moves to a new level. His ability to imagine light as both a
particle and a wave led to his conception of the principle of complementarity.
Suspending thought (logic) may allow your mind to create a new form.

Think metaphorically.
Aristotle considered metaphor a sign of genius, and believed that the individual who had
the capacity to perceive resemblances between two separate areas of existence and link
them together was a person of special gifts.

Prepare yourself for chance.
Whenever we attempt to do something and fail, we end up doing something else. That is
the first principle of creative accident. Failure can be productive only if we do not focus
on it as an unproductive result. Instead: analyze the process, its components, and how
you can change them, to arrive at other results. Do not ask the question "Why have I
failed?", but rather "What have I done?"

Adapted From:
Michael Michalko, The Author of Thinkertoys (A Handbook of Business Creativity),
ThinkPak (A Brainstorming Card Set), and Cracking Creativity: The Secrets of Creative
Geniuses (Ten Speed Press, 1998).

Tuesday, January 4, 2011

Psychology: MENTAL REHEARSAL TECHNIQUE

One technique taught by Brian Tracy in the Psychology ofAchievement. 
Technique is called Mental Rehearsal Technique. If we want to deal with
an important mattersuch as sales presentation, interviews, etc., 
imagine in your mind a picture of what will happen with as clear, 
lively and often as possible, for example: how do you give a presentation
 attitude, how people view You, how people impressed with your presentation,
 and so on, with as clear, lively and often as possible. The higher the emotions/
feelings you are involved in mental Rehearsal is, the better the results. Furthermore, 
subconsious mind we will help realize in real life what we have imagined in 
detail in the mental Rehearsal.



Your Inspiration Resources
Norman Firman

Monday, January 3, 2011

Life: The How of Happiness

Dr. Sonja Lyubomirsky

Is It Possible to Become Happier?
Different cultures have different beliefs about the importance of happiness. People in some cultures, like Russia, are less likely to believe that happiness is a reasonable, desirable, or attainable goal to pursue.

Most of us aren't flourishing. Nationally representative samples of U.S. adults indicate that slightly more than half of us (54%) are "moderately mentally healthy yet not flourishing - that is, we lack great enthusiasm for life and are not actively and productively engaged with the world.

Studies show that 50% of individual differences in happiness are determined by genes, 10% by life circumstances, and 40% by our intentional activities.

Rich people aren't as happy as we'd expect. The richest Americans, those earning more than 10 million dollars annually, report levels of personal happiness only slightly greater than the office staffs and blue-collar workers they employ.

Marriage doesn't make us as happy as we think. Although married people are happier than single ones, the effect of marriage on personal happiness is actually quite small; for example, in 16 countries, 25% of married people and 21% of singles described themselves as "very happy."

 Happy people accrue more money. One example of such a "happiness benefit" is that those who are happy as college freshmen have higher salaries 16 years later (when they are in their mid-30s) without an initial wealth advantage.
How Happy Are You and Why?
 Money brings problems to the very rich. In a study of 792 well-off adults, more than half reported that wealth didn't bring them more happiness, and a third of those with assets greater than $10 million said that money bought more problems than it solved.

Happy people think they're better looking than they are. Happier people rate themselves as more attractive than do their less happy peers, but objective judges cannot tell the difference.
Practicing Gratitude and Positive Thinking
 In the days after 9/11, gratitude and sympathy were the most common emotions. In the days immediately after September 11, 2001, gratitude was found to be the second most commonly experienced emotion (after sympathy).

Overthinking (i.e., rumination) ushers in a host of adverse consequences: It sustains or worsens sadness, fosters negatively-biased thinking, impairs a person's ability to solve problems, saps motivation, and interferes with concentration and initiative.

Happy people care less about others' successes. Happy people are less affected by unfavorable social comparisons (e.g., observing a peer who is worse off) than unhappy ones.
Investing in Social Connections
Satisfied and stable couples are relatively more likely to idealize each other.

 Hugs make people happier. Students at Penn State who were instructed to give or receive a minimum of five hugs per day over the course of four weeks and to record the details became much happier. Students who merely recorded their reading activity showed no changes.
Living in the Present
 Reminiscing benefits older people. The more time older adults spend reminiscing, the more positive affect and higher morale they report.

The practice of repetitively replaying your happiest life events serves to prolong and reinforce positive emotions and make you happier, whereas systematically analyzing your happiest life events has the reverse effect.

People high in mindfulness - that is, those who are prone to be mindfully attentive to the here and now and keenly aware of their surroundings - are models of flourishing and positive mental health.

 Studies have shown that nostalgic experiences spawn positive feelings, reinforce our sense of being loved and protected, and even boost our self-esteem.
Taking Care of Your Body and Your Soul
Religious people are happier, healthier, and cope better with trauma.

 Half of us feel worse, not better, when we exercise. In one study, participants were asked to cycle at 60% of their maximum heart rate. Over the course of 30 minutes, half the participants reported feeling progressively better, and half claimed to feel progressively worse.

 Botox lifts hard-core depression. Ten clinically depressed women whose depressions had not responded to treatment by either drugs or psychotherapy were administered Botox to their frown lines. Two months later, 9 out of the 10 participants were no longer depressed, and the tenth had much improved.
The Hows Behind Sustainable Happiness
 Friends triple our chances for keeping weight off. Participants undertook a 4-month-long weight loss program involving diet, exercise, and behavioral changes. Of those who embarked on the program alone, 76% completed it and 24% maintained their weight losses in full for an entire 6 months. In contrast, of those who engaged in the weight loss program with three acquaintances, friends, or family members, 95% completed it and 66% maintained their weight losses in full.

It's maladaptive to be too happy.

Contrary to popular belief, most people who repeatedly try to kick habits are successful. Schachter found a 63% success rate for self-cure of smoking and obesity, and Klem et al. found that 43% of people who had kept off 30 pounds for at least 5 years reported that maintaining the weight was easier than losing it.