My Blog List

Monday, November 22, 2010

NASIB YAA NASIB, Ayoo~ datanglah kemari Nasib Baik..


Lalalalala~ di usia ku kini, yang sudah memasuki masa dewasa tetapi masih belum mandiri rasanya kurang nyaman juga. Melihat teman-teman yang sudah bekerja punya penghasilan dari usahanya sendiri mendorong saya untuk berpikir agar memprioritaskan kemandirian dan ingin mengurangi beban orang tua dengan mencari pekerjaan juga usaha yang cocok untuk saya. Apalagi saya anak pertama yang secara umum biasanya menjadi tulang punggung keluarga kelak, usia orang tua pun bertambah dan kemampuan fisik untuk bekerja pun semakin berkurang seharusnya mereka sudah mulai menikmati hidup dengan tenang dan damai juga tidak terlalu terbebani untuk mengasuh dan membiayai kebutuhan-kebutuhan anak-anaknya. Perkuliahan yang dirasakan tidak efektif dan efisien juga membuat saya kurang bersemangat untuk mengikuti perkuliahan dan lebih banyak belajar sendiri, praktek sendiri di luar kampus karena bagaimana pun juga saya masih haus dan lapar akan ilmu pengetahuan juga membutuhkan wawasan agar dapat diaplikasikan dan bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.

Hidup merupakan sebuah pilihan, ada berbagai pilihan di setiap kehidupan kita dan kita harus memutuskannya, yang manakah yang baik untuk kita, masa depan kita, keluarga kita dan orang-orang yang dekat dengan kita. Dan yang terpenting adalah bahwa pilihan kita tidak merugikan orang lain. Dan nampaknya pilihan hidup saya berbeda dengan yang lainnya selain masih ingin menuntut ilmu tetapi saya ingin memenuhi kebutuhan diri juga untuk mandiri dan mengurangi beban orang tua, keputusan yang berat yang mengandung resiko, tetapi apa pun pilihan dan keputusan kita tentunya memiliki resiko tersendiri dan ada yang pro juga ada yang kontra dengan keputusan tersebut. Yaaa~ wajarlah manusia itu kan unik jadi setiap orang memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai kehidupan. Yang penting kita punya komitmen, konsisten, mempunyai rencana dan tujuan atas apa yang kita pilih tersebut dan kita pun harus bertanggungjawab atas pilihan dan keputusan kita itu sendiri. Terkadang pernah terlintas dipikiran saya untuk mati, karena perjalanan hidup saya tidak terlalu lancar dan berliku-liku, merasa tidak berguna dan hanya membebani orang tua saja, putus asa Huwaaaa~ melancholis bangetlah!? Tetapi dengan mati pun nampaknya tidak akan bisa merubah apa pun toh masih banyak dosa yang saya lakukan juga masih kurangnya amalan-amalan shaleh untuk bekal di akhirat nanti, jadi di dunia susah di akhirat juga susah duooong!? Ckckck..
Harusnya saya bersyukur karena memiliki orang tua yang bijak, pengertian, demokratis dan penyabar yang jarang dimiliki anak-anak yang lainnya. Saya pun memiliki kebahagiaan tersendiri ketika latihan dan perform bersama Summer Sound juga Melody Style bersama mereka rasanya lenyap semua beban saya. Dan tidak seperti yang dulu-dulu kini saya mempunyai seorang sahabat yang ketika hanya melihat dan bertemu dengannya saja sudah menyejukkan hati saya, yaaah~ dengan segala kelebihan dan kekurangannya tapi itu pula yang menambah kekuatan dan semangatku untuk hidup.^^ Merekalah yang menjadi pilar-pilar yang menopang kehidupan saya. Terimakasih yaaah Summer Sound, Melody Style, Sahabatku, dan teman-teman yang sudah menolong, menginspirasikan dan mewarnai kehidupanku. Juga Anda yang sudah dan senang membaca artikel-artikel di blog saya ini, semoga bermanfaat buat Anda sekalian. ^^
























Yang menentukan nasib kita itu yaah~ diri kita sendiri, yang menjadikan diri kita bisa atau tidak bisa, mampu atau tidak mampu itu tergantung dari kehendak atau keinginan kita dalam menjalani sesuatu. Karena yang disebut dengan ‘nasib’ itu sebagaimana dikatakan oleh Mario Teguh (Salam Zupperr!?), bukanlah sebuah keadaan yang permanen. Karena tidak selamanya kita selalu meratapi nasib, tidak selamanya kita terus-menerus merasakan kesedihan, penderitaan, kesusahan dan lain sebagainya. Ingatlah, tidak ada hujan yang tidak berhenti. Tidak ada malam yang selalu gelap di mana tidak akan muncul fajar. Karena nasib itu berespon terhadap kualitas sikap dan tindakan-tindakan kita itu sendiri, jika kita mau berusaha, berani mencoba, melawan kemalasan atau kebiasaan menunda-nunda kita, tentunya tidak ada yang tidak mungkin nasib kita akan berubah menuju keberhasilan dan kebahagiaan. Huwaaah~ bisa-bisanya saya ngomong seperti ini padahal psikolog bukan (mahasiswa psikologi mah iyah), motivator bukan (memotivasi diri mah sering!), paranormal juga apalagi!?> < Seorang yang seperti saya (yang biasa-biasa tapi hendak menjadi luar biasa) saja bisa berpikir seperti itu apalagi Anda yang memiliki kemampuan, kedudukan dan potensi yang luar biasa Anda pasti bisa berubah dan menjadi lebih baik lagi dan terus berkembang.
Hidup adalah sebuah pilihan, begitu pula mengenai nasib. Apakah kita memilih nasib baik, ataukah nasib buruk, semua itu bergantung pada pilihan kita. Dalam menentukan pilihan dan keputusan yang kita buat, tidak terlepas dari proses persepsi, thinking, memori, learning, motivasi yang akan menentukan sikap kita selanjutnya. Jika kita telah memutuskan bahwa nasib baik yang kita pilih, kita perlu membuktikannya (take action) melalui keberanian untuk bekerja keras agar keputusan itu sebuah keputusan yang baik; yaitu keputusan yang menjadikan kita bernasib baik. Jadilah seorang pribadi yang siap, yang sudah mengkonsepkan tujuan-tujuan kita dalam meraih impian-impian kita dan lihatlah ternyata nasib baik lebih berpihak kepada orang yang siap. Persiapkan diri kita, mental kita, rencana kita segera aplikasikan, buktikan, take action, hasilnya mah siapa yang tau yang penting kita sudah berusaha sebaik mungkin karena kesuksesan merupakan pencapaian (kayak iklan!). Semakin banyak usaha kita maka semakin terlihat jalan kesuksesan kita, semakin banyak aksi kita maka semakin bertambah pengalaman, pengetahuan, harapan dan wawasan kita agar bisa merencanakan strategi yang lebih matang dan lebih baik lagi dalam pencapaian kita meraih impian kita.
Rasa sakit, perih, kepedihan atau kita sebut saja dengan penderitaan selalu menghampiri dalam kehidupan kita dan menjadi masalah tersendiri dalam pahit-manisnya dunia yang fana ini. Mungkin saat ini pun Anda sedang merasakan sebuah penderitaan entah itu karena pekerjaan di kantor yang menumpuk dan belum terselesaikan, segudang tugas-tugas di sekolah atau pun di kampus dalam setiap mata pelajaran atau mata perkuliahan yang harus segera diselesaikan, mungkin juga dikarenakan adanya konflik dalam rumah tangga, teman atau kelompok tertentu yang membuat Anda merasa tidak aman dan tidak nyaman, bisa pula karena krisis finansial yang dikarenakan inflasi atau kenaikan harga-harga kebutuhan pokok yang melambung tinggi, banyaknya tuntutan-tuntutan serta kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan dan diselesaikan. Lalu muncullah gejala-gejala psikologis seperti stress, depresi, frustasi yang membuat Anda semakin menderita. Namun, apakah harus sebuah penderitaan menyebabkan terlahirnya penderitaan yang lebih besar lagi? Padahal, penderitaan bisa muncul dari sebuah kebahagiaan bila kebahagiaan itu ditelantarkan!? Iyaah, karena kita terlalu fokus dalam menganalisis masalah, memikirkan semua masalah-masalah kita, terjebak di dalam rutinitas yang membuat kita semakin terpuruk karena rasa jenuh dan bosan yang menghantam kehidupan kita. Sedangkan solusi untuk memecahkan masalah-masalah ini terabaikan, kebahagiaan yang seharusnya kita jemput dan kita terima tersisihkan karena kita tersesat dan terjebak di dalam labirin kehidupan yang membangunkan dinding-dinding yang menutupi jalan keluar yaitu kebahagiaan itu sendiri, semakin kita terjerembab dalam masalah semakin banyak dan semakin tinggi dinding-dinding itu menghimpit dan menutupi jalan kebahagiaan itu sendiri. Hidup adalah pilihan, begitu pula dengan penderitaan sebenarnya merupakan pilihan kita sendiri karena penderitaan adalah hasil dari pilihan sikap dan perilaku kita yang memberikan kesempatan datangnya penderitaan itu sendiri. Jadi, ubah sikap kita dan pola pikir kita karena keberhasilan yang paling manis adalah keberhasilan yang dicapai melalui kesulitan dan penderitaan. Perkembangan diri baik dari aspek kognitif/intelektual, kebijaksanaan, atau pun pengalaman akan muncul dan kita dapatkan ketika kita menjalani dan menikmati proses menuju kesuksesan tersebut. Bila semuanya mudah kita raih, maka keberhasilan tidak akan disebut keberhasilan - ia biasanya disebut “terang aja”. Apakah maknanya jika kekayaan, jabatan dan kedudukan tinggi tanpa adanya proses dan perjuangan yang tinggi?  Karena yang namanya harta, tahta, jabatan maupun kedudukan sifatnya hanyalah sementara semua itu bisa hilang dan lenyap seiring waktu berjalan, namun kekuatan, keberanian, kebijaksanaan, wawasan dan pengalaman akan selalu tetap ada juga bermakna dan bahkan akan terus berkembang jika kita mengikuti semua proses dari ujian dan perjuangan kita menjalani hidup menuju kesuksesan dan kebahagiaan itu sendiri.
Hmm~iseng-iseng nulis kayak ginian ternyata bisa menginspirasikan dan memotivasi saya. Dan semoga bisa memotivasi para pembaca juga. Kutipan terakhir dari Mario Teguh di bawah ini akan menjadi penutup artikel ini. Semoga bermanfaat > <

Penderitaan bukan lah hasil dari sebuah penderitaan.
Bila semuanya mudah, maka tidak ada hasil yang bisa disebut keberhasilan.
Sadari lah bahwa seruling yang melantunkan kemerduan suara surgawi itu - berasal dari buluh bambu yang disayat oleh pisau yang tajam dan dilubangi oleh batang besi yang membara.


Ryuuzaki J.A.Y

No comments:

Post a Comment